Hal - hal berupa peristiwa sekaligus tempat yang terkesan membuat balik dan balik lagi untuk Umroh ..
1. Raudhoh
Raudhoh
merupakan tempat mustajabnya doa yang berada
di Masjid Nabawi. Rasulullah bersabda “Tempat
yang terletak diantara rumah saya dan mimbar saya adalah salah satu di antara
taman-taman surga” (HR. Bukhari Muslim)
Dari
hadits ini, kita dapat ketahui bahwa apabila sholat dan berdo’a di Raudhah maka
memiliki keutamaan dan kemuliaan. Maka dari itu, sholat dan do’a di Raudhah
adalah list wajib jama’ah umroh dari manapun.
Bagi
jamaah perempuan untuk menuju Raudhah sangatlah terbatas tetapi bagi jamaah
laki-laki dibuka 24 jam selain waktu sholat maktubah atau selain waktu2
tertentu. Tempat khusus jamaah perempuan tidak terlalu lebar sedangkan jama’ah
sangat membludak (membludaknya jamaah karena berbarengan dengan liburan sekolah
Arab Saudi) dan ingin berlama-lama sholat dan do’a disana. Pada waktu itu Pintu
Raudhoh untuk jamaah perempuan dibuka 3X yaitu pagi jam 07.30 – 8.45 lalu Siang
jam 13.30 – 14.00 dan malam hari jam 20.30 – 23.00. Kita masuk melalui pintu 30.
Untuk
sujud syukur, sholat dan do’a di Raudhah itu butuh perjuangan fisik dan mental
yang kuat diiringi dengan kesabaran dan doa agar dipermudah oleh Alloh .
Alhamdulillah dengan ijin Allah saya sampai juga di karpet warna hijau penanda
bahwa tempat tersebut adalah Raudhoh . Kesannya bagai mana? Subhanalloh tak bisa dijelaskan oleh kata-kata. Ibaratnya
ketika kita di Raudhah itu kita berharap ‘berjumpa’ dengan seseorang yang
selama ini kita cintai, kita rindukan. Pokoknya bakal meleleh, nangis haru tak
terbendung terutama ketika sujud dalam sholat.
Setelah sholat hajad, saya berdoa sambil
berdiri karena tempatnya memang bergantian. Walaupun dalam keadaan berdiri airmata tak
bisa terbendung, sampai nulis inipun ikut keluar airmatanya .
2. Menatap
Ka’bah
Saat
memasuki Masjidil Haram perlahan-lahan melihat secara langsung wujud Ka’bah. Ya
Allah.. Subhanallah. Perasaan seneng, syukur, nangis, takjub pokoknya tak bisa
ditulis dengan kata-kata deh karena saya
menyaksikan secara langsung bukti kebesaran Allah. Saat itu rasanya pengen
langsung lari lalu nyentuh Ka'bah yang wangi minyak kasturinya tajem tapi
teringat bahwa saya sedang dalam keadaan ihrom, jadi cukup memandangnya saja
karena dengan memandang Ka’bah sudah mendapat 20 syafaat dari Alloh.

“Ya Allah, tambahkanlah kemulian, keagungan,
kehormatan, kemuliaan pada baitullah ini, dan tambahkanlah pula pada
orang-orang yang menghormatinya, memuliakannya, dan mengagungkannya di antara
mereka yang berhaji atau yang berumrah pada nya kehormatan, kemuliaan,
keagungan, dan kebaikan.” aamiin
3. Berdoa
di Multazam
Multazam
adalah salah satu tempat mustajab untuk berdo'a, yaitu antara Hajar Aswad dan
pintu Ka'bah. Itu lo, pojok kiri yang ada cekungan putih tempatnya Hajar Aswad
sampe pintu emas. Yupp, tempat yang ga pernah sepi orang dan biasanya dijagain
oleh lascar-laskar Arab.
Berdiri
di multazam rasanya deket sama Allah apalagi sambil menyentuh lalu menempelkan
anggota badan kita, dan alhamdulillah saya mendapat kesempatan tersebut sampai-sampai
diusir oleh Laskar Arab , entah karna kelamaan atau karna mau melindungi saya
sebagai kaum hawa. Dengan senang hati
saya mundur dan memberikan kesempatan kepada yang laen. Jamaah laki-laki atau perempuan
sibuk berdoa sambal nangis sesenggukan di Multazam adalah hal yang sangat
wajar, karena Subhanallah Alhamdulillah tempat ini merupakan tempat paaaaling
musjajabnya doa dibanding tempat –tempat yang lain. AllahuAkbar
4. Bukit
Marwa setelah Sai
“Sesungguhnya Shafa dan Marwa adalah sebahagian dari
Syi'ar Allah”. Saya begitu berkesan setelah selesai Sai yaitu ketika berdiri di Bukit Marwa, namanya bukit Marwa tapi sekarang sudah di modernisasi sehingga
tdk begitu luas . Tak terbendung air mata ketika tiba di Bukit Marwa setelah Sai lalu melakukan
tahalul disana (Tahalul artinya dihalalkannya jamaah umroh/haji dari larangan
ihram yang disimbolkan dengan mencukur minimal 3 helai rambut kepala). Di area bukit yang masih asli tak sedikit
yang sholat, dzikir dan memanjatkan doa, saya pun ingin sholat tapi karna sudah
tidak dalam kondisi berwudhu jadi syujud syukur yang kulakukan sambil memanjatkan doa.
5.
Bertemu dengan Muslim dari seluruh Dunia
Berkenalan dengan saudara seiman di dunia lalu
mendengarkan kisah mereka menjadi hal yang sangat berkesan. Bertemu dengan
jamaah sesama Indonesia sebutsaja Bangsa Melayu sungguh senang apalagi dengan muslim dari Turki, Pakistan, India hemmm
dan lainnya. Cukup dengan bermodalkan senyuman dan kalaupun ngobrol pake Bahasa
Inggris yang ngalor-ngidul acak-kadul dapat menambah persaudaraan sesama muslim
walau beda bahasa, beda negara, beda suku bahkan warna kulitnyapun berbeda
6. Sholat
Di Masjidil Haram
Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhâri dan Muslim, Shalat
di Masjidil Haram lebih utama dari 100.000
shalat di masjid lain, Shalat di Masjid Nabawi lebih baik dari 1.000 shalat di
masjid lain, dan di Masjid al-Aqsha lebih utama dari 500 shalat di masjid lain.
Ya…Shalat di Masjidil Haram lebih utama dari 100.000 shalat di
masjid lainnya, itu adalah sholat sendiri ya…. lalu kl berjamaah ya tinggal
dikali saja. Sudah tentu saya dan jamaah lainnya sholat wajib di Masjidil Haram
berjamaah dengan imam (yang saya sendiri ga tahu tempat imam sholat dimananya).
Lalu biasanya setelah sholat wajib diikuti sholat jenazah ( letak jenazahnya
pun saya juga gatahu). Masalah letak imamnya dimana, adzannya dimana itu semua
ga usah dipikirn karena yang terpenting shalat menghadap ka’bah, bahkan
sebaiknya sebelum sholat diusahakan melihat/memandang ka’bah, sesuai sabda berikut
: Nabi SAW bersabda
: Setiap hari ada 120 rahmat turun ke Baitullah, Ka’bah, 60 rahmat di antaranya
turun untuk orang-orang yang sedang thawaf mengitari Ka’bah, dan 40 rahmat
turun untuk orang-orang yang sedang i’tikaf di sekitar Ka’bah, sedangkan 20
rahmat turun untuk orang yang memandang Ka’bah. (HR. Abu Dzar dan Al-arzaqi).
Tak
lupa setelah Sholat di Masjidil Haram minum
air zam-zam ..Alhamdulillah.. begitu segarnya menikmati air zam-zam.
Adab minum air zam-zam adalah berdoa , berdiri sambil menghadap ka’bah dan
usahakan minum seteguk demi seteguk.
7. Sholat
di Masjid Nabawi
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Shalat
di masjidku (Masjid Nabawi) lebih baik dari 1000 shalat di masjid lainnya
selain Masjidil Harom.” (HR. Bukhari no. 1190 dan Muslim no. 1394, dari Abu
Hurairah)
Berdasarkan dalil diatas saya dan jamaah lainnya berusaha shalat di Masjid Nabawi Madinah Al Munawaroh. Di Masjid Nabawi tempat antara perempuan dan laki-laki dipisah jadi lebih leluasa untuk lama-lama di Masjid (inget lama-lamanya bukan untuk tidur ya apalagi ngobrol/ngerumpi) perbanyak baca Al-Quran, dzikir, baca Sholawat atua doa-doa lainnya. Jika doanya ga hafal dalam Bahasa Arab yasudah ga usaha pusing ngapalin mending doa pake bahasa sehari-hari aja bahasa sunda, bahasa jawa, bahas inggris kek pokoknya bebas.
Suatu ketika pada saat Sholat Magrib saya terlambat, tanpa
kusadari saat Iqomat saya masih di hotel
(Al Haram Hotels namanya hehehhe) karena hotelnya ga jauh kira-kira 100 meter dari masjid yaaa saya
berusaha mengejar sholat berjamaah di Masjid Nabawi, karena sudah rakaat ke-2
terpaksa deh sholat di Serambi Masjid (kalau memaksakan masuk kemasjid
dikhawatirkan sudah dikunci, ya mending dikunci kl sholat berjamaah sudah
selesai gimana hayooo).
MasyaAllah..
begitu luas Masjid Nabawi, dengan dikelilingi
serambi penuh keindahan dan kemegahannya banyak lampu –lampu dan hiasannya, pintu
– pintu emas serta payung-payung raksana
yang secara otomatis membuka dan menguncup saat waktu-waktu tertentu, itu baru
serambinya bagimana dengan dalam Masjidnya. Yuuk..ikuti cerita selanjutnya..

Tidak ada komentar:
Posting Komentar